Selasa, 01 Februari 2011

Janganlah Kamu Kuatir Akan Hari Besok

"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34)


"Jika engkau telah menyerahkan dirimu kepada Allah untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, maka engkau tidak perlu kuatir akan hari esok..... Apabila kita mengambil ke dalam tangan kita pengendalian perkara-perkara dengan mana kita harus laksanakan, lalu bergantung kepada kepintaran kita sendiri bagi keberhasilannya, berarti kita mengambil suatu beban yang bukan diberikan Allah kepada kita..... Kita mungkin saja memiliki kekuatiran, lalu mengetahui lebih dulu akan bahaya dan kerugian; karena itu adalah pasti akan menimpa kita. Tetapi apabila kita betul-betul percaya, bahwa Allah mencintai kita, dan bahwa Ia bertujuan untuk berbuat yang baik bagi kita, maka kita hendaknya berhenti daripada meragukan hari depan kita. Kita hendaknya berharap kepada Allah seperti halnya seorang anak kecil berharap akan orang tuanya yang penuh kasih sayang. Dengan demikian gangguan dan siksaan batin itu akan menghilang; sebab kehendak hati kita telah ditelan di dalam kehendak Allah."

"Kristus tidak menjanjikan kepada kita bantuan untuk memikul pada hari ini beban-beban hari esok..... Hanya satu hari saja adalah milik kita, maka sepanjang hari inilah kita harus hidup bagi Allah. Untuk satu hari inilah kita harus meletakkan ke dalam tangan Kristus dalam penyerahan yang sungguh-sungguh, semua maksud dan rencana kita, menyerahkan semua keperluan kita kepada-Nya, karena Ia mengawasi kita. 'Aku tahu segala kepikiran, bahwa Aku memikirkan kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu kepikiran-kepikiran damai dan bukan yang jahat, untuk diberikan kepadamu yang paling diharapkan.' '..... di dalam kesunyian dan di dalam keyakinan akan terdapat kekuatanmu.'"

(Thoughts from the Mount of Blessing, hal. 149, 150)

Carilah Dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya (2)

"....., maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
"Yesus sewaktu Ia tinggal di bumi ini, Ia memuliakan kehidupan sampai kepada semua yang sekecil-kecilnya dengan cara mempertahankan di depan manusia kemuliaan Allah itu, dan dengan cara menyerahkan segala perkara kepada kehendak Bapa-Nya. Jika kita mengikuti teladan-nya, maka jaminan-Nya kepada kita adalah, bahwa segala perkara yang diperlukan di dalam hidup ini 'akan dipertambahkan.' Kemiskinan atau kekayaan, penyakit atau kesehatan, kesederhanaan atau kepintaran, semua disediakan di dalam janji kemurahan-Nya."

"Uluran tangan Allah yang kekal menyelubungi jiwa yang datang kepada-Nya meminta bantuan, bagaimanapun lemahnya jiwa itu. Segala perkara yang berharga dari segala bukit itu akan binasa; tetapi jiwa yang hidup bagi Allah itu akan tinggal bersama Dia. Dunia akna berlalu berikut segala nafsunya, tetapi mereka yang melakukan kehendak Allah akan tetap selama-lamanya. Kota Allah akan membuka pintu-pintu gerbang keemasannya untuk menyambut dia yang telah belajar selama di bumi untuk bersandar pada Allah untuk pimpinan-Nya dan kebijaksanaan-Nya, untuk penghiburan dan harapan, di tengah-tengah berbagai bencana dan penderitaan. Nyanyian-nyanyian dari malaikat-malaikat akan menyambutnya di sana, maka baginyalah pohon alhayat akan mengeluarkan buahnya. Gunung-gunung akan berlalu, dan bukit-bukit akan berpindah; tetapi kemurahan-Ku tidak akan berpindah daripadamu, bahkan janji perdamaian-Ku pun tidak akan berobah, demikianlah firman Tuhan yang memiliki kemurahan atasmu."

(Thoughts from the Mount of Blessing, hal. 148)